Semeru – Drama Tiket Matarmaja

Apa yang saya tulis ini adalah pengalaman seru, yang bisa dibilang tak terlupakan. Buat seukuran tipikal orang introvert, melakukan perjalanan jauh sendiri, atau dengan orang-orang yang tak dikenal sama sekali adalah tantangan tersendiri. Tapi begitulah yang terjadi, saya melakukanya lagi, seperti sebelumnya jalan-jalan jelajah keraton di cirebon dan ke Jogja, camp di gunung api purba seorang diri.

Namun saat ini, saya pergi ke semeru tak sendiri. Gila kali saya dikira nanti. Iya, kali ini saya ke semeru tak sendiri tapi bergabung dengan rombongan trip orang malang, hanya tahu dari Facebook. Ada info pendakian semeru, meeting point di stasiun Malang. Tahu nggak apa yang membuat saya tergiur? Biaya tripnya yang murah, jika perbedaan biayanya jauh dengan yang lain, bahkam hampir setengahnya, siapa yang tidak tertarik bukan.

Kala itu, bulan Juni 2016 saya mendaftar ke Trip Semeru di malang, rencananya akan melakukan pendakian ke gunung tertinggi di jawa itu bertepatan dengan hari kemerdekaan, yaitu 17 Agustus 2016. Entah bagaimana waktu itu, saya mendaftar hanya sendiri, tanpa mengajak teman untuk ikut mendaki, dengan modal penasaran mendaki semeru mungkin dirasa cukup untuk uji nyali. Jujur saja, waktu itu tak banyak hal yang dikhawatirkan meski akan berangkat sendiri ke malang, disana tidak ada yan dikenal, bukan sehari dua hari, tapi enam hari saya akan pergi. Bismillah saja pikirku waktu itu, secara anak laki, masa enggak berani hehe…

Tepat sebulan sebelum pendakian, saya membeli tiket kereta matarmaja dengan tujuan stasiun malang. Tapi karena masih bimbang rencana pulangnya, akhirnya hanya memesan tiket untuk keberangkatan. Dua minggu sebelum berangkat, was-was mulai menjangkiti, tiket kereta pulang di tanggal yang direncanakan pulang sudah habis. Alamak, nasibmu ini nak, kewalat menunda-nunda membeli tiket pulang.

Sejak saat itu, hampir setiap hari membuka aplikasi kereta api sebut saja namanya KAI Acces (Promo dikit), berharap ada tiket yang tiba-tiba kosong.  Setelah 5 hari berlalu, kejutan datang, ada satu tiket kosong untuk pulang. Langsung saja secepat kilat saya beli, meski tahu tanggalnya mundur satu hari dari yang direncanakan. Dari pada tidak bisa pulang kan, urusan nanti di Malang setelah dari Semeru mau ngapain? tak pikir keri ae…

Drama tiket kereta selesai, khawatir yang bikin bimbang galau merana, lenyap. sekarang tinggal memikirkan persiapan apa saja yang mesti di siapkan. Dari info PJ trip, bahwa mereka menyediakan perlengkapan mendaki (Tenda, alat masak). saya masih ragu, mempercayakan itu pada mereka atau membawa sendiri. Setelah menimbang-nimbang dan juga karena terbiasa membawa sendiri, akhirnya saya putuskan membawa sendiri semua perlengkapan mendaki, dari tenda, alat masak (trangia), matras, alat makan dll. Semua demi safety first yang selalu tertanam dalam diri dan nasihat sesepuh (lebay), bahwa berkegiatan outdoor apalagi mendaki tak seperti jalan-jalan wisata, tapi lebih dari itu, karena bahaya bisa saja terjadi nanti, tak ada yang tahu bukan?

Minggu sore, 14 Agustus 2016, matarmaja menanti di stasiun senen. Begitu pas jamnya sesuai jadwal pemberangkatan, seketika kereta meluncur. Saya mengintip dari jendela kereta, peron stasiun mulai menghilang. Saya bergumam, bye Jakarta, seminggu kita tak jumpa. Semoga saya kembali dengan selamat, amin.

Setelah berkisah tentang drama tiket, persiapan mendaki, ada hal yang menjadi masalah lagi. Ini di kereta enggak sejam dua jam, tapi bisa sampai 17 jam lamanya. Bisa dibayangkan, naik kereta sendiri tanpa teman apalagi jodoh yang menemani. Nasibmu nak, kalau sudah begini, nasi sudah jadi bubur, yo di rasakno ae, mudah-mudahan apa yang terjadi nanti selama perjalanan, adalah pengalaman yang menyenangkan, namun sepertinya itu hanya harapan. Saya lanjutkan ceritanya pada artikel “Mati Gaya di Kereta Matarmaja“.20150704_095144

 

5 thoughts on “Semeru – Drama Tiket Matarmaja

  1. Ping balik: Semeru – Mati Gaya di Kereta Matarmaja | Nasa Blog Area

  2. Ping balik: Penggila Mahameru | Nasa Blog Area

  3. Ping balik: Semeru – Hiruk Pikuk Menuju Ranupani | Nasa Blog Area

Tinggalkan komentar