Kali ini, tulisan saya bukan tentang perjalanan trip atau puisi. Sepertinya mood saya lebih tertarik untuk menulis tentang sesuatu yang abstrak, tanpa bentuk dan tak terlihat serta tak teraba. Tapi jangan salah sangka, tulisan saya kali ini bukan tentang mahluk halus yah.
Ada kalanya kita juga mesti membahas atau menulis tentang buah fikiran yang bersumber dari perasaan atau sebaliknya yaitu menulis tentang perasaan yang timbul karena kita berfikir. Karena itulah yang menjadikan kita berbeda dengan mahluk lainya, yaitu karena berfikir dengan akal (otak) kita dan berperasaan karena kita punya hati. Bukankah begitu kita mestinya sebagai Manusia?
Kamu tahu apa yang paling berharga dalam kehidupan kita sebagai manusia? mungkin setiap orang akan menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda. Tapi jika bisa saya jawab adalah Iman dan Cinta. Jika keduanya telah menyatu, kita tak akan butuh apa-apa lagi untuk bahagia. Kamu setuju kan?
Tapi yakinlah, jika keduanya berseberangan, hidupmu akan merana. Mungkin di permukaan tampak tak masalah, tapi saya yakin, di hati kecilmu terasa ada yang salah, mungkin kamu bisa abaikan suaranya, karena kecil dan lirih. Tapi saya yakin, pada catatan hidupmu nanti, pada suatu titik atau koma, kamu akan mendengar suara kecil dan lirih itu terdengar begitu kencang, bahkan hingga menggetarkan dinding hatimu, menggema seperti suara yang terperangkap dalam gua, kamu kan sadar, ada yang salah dalam hidupmu. Sampai sini, kamu setuju kan?
Syukurlah jika kamu setuju, nah sekarang justru saya yang bingung, menulis bahasan tentang Iman terasa berat sekali, saya bukan ahlinya. Menulis tentang Cinta juga, Saya bukan praktisi cinta yang mahir di dalamnya. Lalu bagaimana? Kamu maunya apa? Ah baiklah, sudah saya duga kamu akan memilih Cinta.
Untuk memulainya saya terkenang pada masa SMP, jangan terlalu berharap yah, ini bukan tentang wanita atau kisah cinta masa awal remaja. Ini kenangan tentang sebuah pengajaran bahwa diterangkan saat itu pada saya, pada acara kegiatan Rohis di sekolah SMP dahulu. Kakak mentor berkata dengan lembutnya.
Setiap mahluk masing-masing ada caranya untuk mengikatnya, untuk memilikinya. Jika Kambing diikat pada lehernya, sapi dan kerbau diikat pada hidungnya, lalu manusia?
Saya terdiam, namun tak lama yang bertanya menjawab sendiri pertanyaanya. Manusia diikat pada hatinya, pada hatinya bukan pada yang lainya, bukan pada perutnya, bukan pada matanya bukan pula pada tangan dan kakinya. Ingatlah ikatlah manusia pada hatinya. Jika sudah demikian ikatan itu akan saling menguatkan bukan saling melemahkan.
Lalu dengan apa diikatnya? masa pakai tambang apalagi tali jemuran? yang benar saja.
Ikatlah Manusia pada hatinya dengan Cinta.
Mungkin pengajaran itu sudah lampau jauh berlalu, namun nilainya masih tersimpan dalam qolbu. Bahwa saya yakin, hanya dengan Cintalah manusia dapat saling terikat, bukan terikat pada leher dan hidungnya seperti ternak, bukan pula pada tangan dan kakinya seperti budak tawanan. Tapi saling terikat hatinya dengan tali cinta, entah itu ikatan cinta lawan jenis ataupun cinta kasih pada sesama.
Sampai sini kamu masih setuju kan?
Baiklah, Lalu bagaimana cara mengikat hati manusia dengan Cinta? pakai pelet? ah yang benar saja? Cinta macam apa yang dihasilkanya?
Dengan Doa? yah jika itu sudah pasti, bukankah tiap usaha mesti diiringi dengan doa?
Saya kira kamu pasti tahu, banyak cara, dan setiap kita punya cara unik untuk melakukanya. Bahkan terkadang hanya dengan senyuman kita telah sukses mengikat cinta padanya, bahkan sukses pula walau tanpa temu. Begitulah cinta, misteri bukan?
Okeh saya tidak mau terjebak pada pembahasan tentang teknik, cara dan juga tips. Saya bukan ahli yang memiliki 1000 jurus menaklukan wanita dan juga saya bukan pakar dan ahli untuk memberikan tips-tips jitu dalam mencinta. Saya hanya manusia biasa yang butuh bimbingan Tuhan dan juga butuh dia.
Baiklah mari kita lanjutkan, Banyak orang yang dewasa ini merana karena cinta. Bahkan sebagian darinya memilih mengakhiri hidup karena tak tahan menahan sakitnya. Tak jarang pula dari mereka yang kecewa memilih membalas sakit hati dengan menyakiti, bahkan ada yang mengakhiri hidup orang yang pernah ia cinta. Jika sudah begini, salahkah cinta?
Saya pribadi menilai, cinta itu bukan tentang baik buruk, bukan tentang benar salah. Tetapi cinta itu universal, ia putih suci polos tanpa noda. Kitalah sebagai pembawa cinta yang akhirnya merusak dan mengotorinya.
Jangan mentang-mentang kamu telah merasakan cinta, hatimu penuh hingga perasaan cintamu meluap, lantas kamu bisa seenaknya melampiaskanya. Ingatlah jaga cintamu itu jangan sampai menghilangkan cinta pada yang mencipta cinta. Ingatlah, jika kamu memang ingin mencinta, pastikan cintamu tak putus dari tali cinta yang maha kuasa. Jika sampai putus, cintamu akan melayang tanpa arah, kemana angin berhembus kesitu cintamu terbang. Tak tahu arah yang benar dan tak tahu arah pulang. Jika sudah tak karuan, hanya tinggal mengharap pada anak-anak kampung yang ahli mengejar layang-layang putus, semoga cintamu itu mampu mereka selamatkan dan dibawakan pulang. Namun jika tidak, berdoalah semoga cintamu tak berubah jadi jelangkung.
Janganlah kiranya karena kecewa akan cinta, kamu akhiri hidupmu. Tegakah kamu memutus tali cinta Tuhanmu? Bukankah hidupmu adalah bukti cinta Tuhan padamu. Ingatlah hidupmu adalah cinta Nya, jika kamu mematikanya maka kamu telah menghianatinya. Tuhanmu tulus mencintaimu namun kamu keji mencampakanya. Setega itukah kamu?
Sekali lagi, untuk yang begitu kecewa karena cinta, sadarlah. Cinta itu mestinya membuatmu bahagia, apapun takdirnya, ingat apapun takdirnya!
Kamu masih membaca tulisan saya bukan? kamu harus tahu, cinta itu tak mengenal balas. Jika kamu berani mencinta, terbalas ataupun tidak kamu tak boleh sakit hati dan kecewa. Harusnya kamu bersyukur paling tidak telah merasakanya indahnya cinta dalam hatimu. Percayalah, akan ada masanya saat kamu bahkan tak meminta, cinta itu berlarian mengejarmu. Kamu hanya tinggal tersenyum lalu memeluknya. Dalam hangatnya, kamu ucap syukur dan terus berpegang erat pada tali cinta Tuhanmu, agar Tuhanmu juga merasa bahagia sepertimu. Ingat tetap pegang tali cinta Tuhanmu, jangan dilepas. Jika sampai terlepas Tuhanmu kan kecewa, ternyata kamu telah meninggalkanya.
Sampai sini, Kamu setuju kan dengan tulisan saya? Baiklah, mari kita lanjutkan.
Cinta itu Tuhan letakan dan tumbuhkan di hati kita, ia tumbuh disana. Oleh karenanya, perlu sekali kita terus membesarkan hati kita, mempedalam dan melapangkanya. Semua itu agar cinta itu bertumbuh, membesar. Agar cinta itu tak menjadi cinta yang kerdil karena hidup di hati yang sempit.
Besarkanlah hatimu, agar kamu memiliki cinta yang besar, jika sudah demikian cintamu akan menjadikanmu orang yang besar. Menjadi orang yang saat mencinta bukan untuk dirimu saja, tetapi menjadikan cintamu sumber bahagia sesamamu.
Kamu tahu bagaimana jadinya jika orang besar sedang mabuk cinta? jika kamu tak tahu lalu bagaimana saya meneruskan tulisan ini?
Ah, saya teringat pada kisah Sulaiman. Manusia yang berlimpah karunia, menjadi penghulu dunia dan seisinya. Tak ada yang tak tunduk dan hormat padanya termasuk jin-jin semuanya. Semua berada di bawah kekuasanya. Bukankah Sulaiman orang besar? teramat besar bahkan.
Suatu ketika ia di mabuk cinta pada Tuhanya. Lalu ia meminta untuk menggantikan Tuhanya untuk memberi rizki pada semua mahluknya, ia memita setahun lamanya. Tuhan tersenyum dan mempesilahkanya namun hanya sehari saja.
Sulaiman kerahkan semua kemampuanya, dibantu para juru masaknya, ia memasak 40 hari lamanya. Teramat banyak hasil masakanya. Saat hari memberi makan tiba, saat semua makanan terhidangkan, hanya dalam sekejap semua sirna. Padahal yang makan baru ikan-ikan saja dan itupun tak mampu mengenyangkanya.
Sulaiman tertegun, dalam sujudnya ia sadar ia bukan apa-apa dibanding Tuhan yang ia cinta. Maksud hati ingin berbakti demi membalas cinta Tuhanya, namun ia tak mampu jua. Dalam kegagalanya justru cintanya makin membesar, hingga hatinya penuh oleh cinta, hingga ia tak mampu membendungnya, hingga banjirlah air matanya. Saat itu pula, Tuhanya makin mencintainya.
Begitulah saat orang besar mencinta, cintanya bukan tentang apa yang ia terima, tetapi tentang apa yang bisa ia berikan untuk bukti cintanya. Memanglah demikian seharusnya, cinta mestinya menjadikan pencintanya menjadi pandai memberi bukanya justru menjadi serakah dalam meminta.
Bagaimana? Kamu masih setujukan? Ayolah, kamu harus setuju, jangan jadikan sia-sia tulisan saya. Asal kamu tahu, ini tulisan saya yang kedua setelah yang pertama terhapus. Kamu tahu bukan, menulis ulang itu lebih menyusahkan. Kamu tahu bukan bagaimana hidup di bawah bayang-bayang mantan? Begitulah kurang lebihnya, bagaimana rasanya menulis ulang sambil mengingat-ingat tulisan awal.
Saya cukupkan, selamat membaca. Maaf jika saya terkesan menggurui kamu. Anggap saja saat ini saya memang sedang sok tahu hehehe…
Tulisan ini saya dedikasikan untuk kamu. Iya hanya untukmu. Saat kamu membacanya, saya yakin kamu tahu maksud saya:)
So far setuju.. Cinta tanpa iman, ya bahaya banget..
SukaDisukai oleh 2 orang
Alhamdulillah setuju.
SukaSuka
I couldn’t agree more 👍🏻
SukaDisukai oleh 1 orang
Alhamdulillah setuju.
SukaDisukai oleh 1 orang
Cukup setuju.. Tulisan mu tak sia-sia kok. Hahaa. Asal kamu tahu, saya sudah tahu kok 😂😂😂
SukaDisukai oleh 2 orang
Haha… Cukup yah. Thx yah. Ya itung2 ngingetin
SukaSuka
Iya Nas setuju kok setuju, kasian udah nulis dua kali hehe
SukaDisukai oleh 2 orang
Haha masa setujunya gegara kasian
SukaSuka
Ah..entah kenapa tulisan ini membuat angan-angan juga kembali ke masa lampau, tentang cinta dan iman.
SukaDisukai oleh 1 orang
Aha ada yg nostalgia nih
SukaSuka
Hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbungan. Aduhai begitulah kata, para bujangga. – Penggalan lirik lagu dangdut.
SukaDisukai oleh 1 orang
Ye die karokean
SukaSuka
aku suka tagline pertamanya “orang besar hidup untuk orang lain, orang kecil hidup untuk dirinya sendiri”
dan seyuju “mengikat cinta di hatinya”,
SukaDisukai oleh 1 orang
Terimakasih udah suka
SukaSuka
Cinta..ya saya setuju
Cinta itu sangat universal ya..mungkin karena masalah hati jadi apapun pendapat orang tentang cinta asal berlandaskan iman..ya saya setuju..
SukaDisukai oleh 1 orang
Cie cinta…. Thx ya dah setuju
SukaSuka
baca ini berasa jadi mudaaaaaaa nas…..
SukaDisukai oleh 1 orang
Wjwk… Jd sadar klo dah tua yah
SukaSuka
Tadinya dah melow.. jadi ngakak pas baca ini tulisan kedua saya.. hihihi..
Kadang manusia tuh lupa kalo cinta yang Allah kasih itu lebih banyak dari yang diberikan sama mas ganteng yang dicinta..
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahaha… Tapi enang bner, saking sebelnya nulis ulang ampe mesti di tulis jd penutup
SukaSuka
Cinta membuat seseorang bisa menulis “orang besar hidup untuk orang lain, orang kecil hidup untuk dirinya sendiri. ” Suka tulisan cinta yang ga melulu curhat colongan… Hehehe…
SukaDisukai oleh 1 orang
Thx yah dah suka
SukaSuka
Satu doa saya untuk Bang Nasa, semoga Cintanya Bang Nasa, bilang setuju. Pertanyaannya, dirimu sudah sampaikan belum tulisan ini ke dia? Ehmmmm
SukaDisukai oleh 1 orang
Terimakasih doanya mb tuty. Haha… Dia sepertinya baca… Tuh pada jawab setuju cinta nya wkwk
SukaSuka
Dianya Bang Nasa lebih dari satu…ups
SukaSuka
Hahaha… Enggak lah mb tuty.
SukaSuka
“Percayalah, akan ada masanya saat kamu bahkan tak meminta, cinta itu berlarian mengejarmu..”
Cocok nih buat mereka para korban php. Wkwk
SukaDisukai oleh 2 orang
Peneliti php peka bner ya
SukaSuka
Dari dulu beginilah cinta, deritanya tiada akhir wkwkwk…
“Begitulah saat orang besar mencinta, cintanya bukan tentang apa yang ia terima, tetapi tentang apa yang bisa ia berikan untuk bukti cintanya.”
Keren kalimatnya nih…
SukaDisukai oleh 1 orang
Haha… Patkay…
Thx dah dibilang keren mas ris
SukaSuka
Setuju bangeeet.. Yang pertama, ini “Bahkan sukses pula walau tanpa temu”. aku setuju yang ini, kayak judul lagu I knew I loved you before I met you, dan itu bener2 aku percaya banget karena itu adalah kisahku sama mas endru hahaaha. Yang kedua, kalau cinta itu tidak mengenal balas, ya harus siap2 patah hati, begitukah Nas? wkwkwk..
SukaDisukai oleh 1 orang
Cie mb dew bget ya…
Bukan siap2 patah. Tapi mesti tulus dr awal.
SukaSuka
dan sesuai film yang soundtracknya jg lagu itu ‘you’ve got mail’. hehehe
SukaSuka
Enggak tau aku itu
SukaSuka
nanti aku tau’in, hahahaha
SukaSuka
Setujuuu bang setujuuuuu. Udah nulis 2 kali, terus dibayang-bayangi mantan (tulisan) itu ga enak. Jadii aku setuju bang wkwk 😂
SukaDisukai oleh 1 orang
Lah jadi sejutunya gitu
SukaSuka
Setuju banget
SukaDisukai oleh 2 orang
Thx
SukaSuka
Setuju. Manusia diikat pada hatinya dengan iman dan cinta (taqwa). Wah nulis lalu terhapus. Sakitan mana sama menghapus jejak mantan. Wkwkwkwk
SukaDisukai oleh 1 orang
Haha… Bingung jawabnya
SukaSuka
Nas, dianya udah baca atau belum, nih? Hahaha…
Ini tulisan maknanya luas banget. Ngomongin cinta nggak akan pernah selesai. Bener, harus diikat di hati. Apalagi buat cewek. Katanya kan laki-laki jangan dilawan, tapi ditawan dengan cinta. Uhuk! 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Semoga sudah hahaha
Iya cintamah gitu. Gakan kelar klo ngomongin dia.
Hahaha, iya bner jgn dilawan taopi di tawan aj pake cinta
SukaSuka
wow diikat dengan cinta. Asik. Sudah terikat belum bang nas hatinya wkwk
SukaDisukai oleh 1 orang
Haha… Belumlah, klo dah nikah baru ke iket
SukaSuka
Mencintai seperti halnya bulan atau matahari, dalam kesendirian dia tetap memberikan cinta melalui cahayanya
SukaDisukai oleh 1 orang
Asek… Filosifis sekalih
SukaSuka
Luar biasa tulisan tentang cinta ini. Yang nulis pasti expert cinta yang hakiki. Hahaha…
SukaDisukai oleh 1 orang
Ah abang ini berlebihan sekali
SukaSuka
Cinta itu universal. Bagaimana rupa dan kemana ia bermuara, kitalah penentunya. Gue ngomong apa sih 🙂 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Haha lanjutkan bang
SukaSuka
Haha, ku cewek loh 🙂
SukaSuka
Cinta dan iman emang harus saling melengkapi ya, biar hidup makin bahagia
SukaDisukai oleh 1 orang
Iyah
SukaSuka
Aku suka banget kalimat ini, “Ikatlah Manusia pada hatinya dengan Cinta. Karena cinta itu menguatkan bukan melemahkan.” Dan semoga kita semua bisa menemukan cinta yang tulus yang bisa saling mengikat dan menguatkan satu sama lain ya 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Makasih, amiin
SukaSuka
“Percayalah, akan ada masanya saat kamu bahkan tak meminta, cinta itu berlarian mengejarmu..”
Betul banget, lagi ngerasain sekarang ini
SukaDisukai oleh 1 orang
Wih… Uhuk
SukaSuka
Dan cinta itu, bahasa yang dimengerti oleh siapapun kalau pakai cinta juga (eh? ini bener nggak sih? hahaha)
SukaDisukai oleh 1 orang
Nahlo bener g tuh
SukaSuka
Btw, sulaiman di artikel ini Nabi Sulaiman bukan ya? Aku baru baca kisahnya soalnya 😁
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya nabi sulaiman
SukaSuka
Cinta sungguh indah memang, berst lagi klo terpesona dengan yang lain padahal punya cinta sendiri
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya indah sekalih
SukaSuka
pertanyaan saya… cinta sendiri irtu action atau bukan? terus action utk apa dan untuk siapa? kadang ini aja kita masih bingung…
SukaDisukai oleh 1 orang
Waduh berat inimah peertanyaanya.
SukaSuka
Asik tulisannya.
Baca ini jadi berasa Cinta di AADC. hahaha.
SukaDisukai oleh 1 orang
Masa?
SukaSuka
Gue tuh mau comment serius tapi gimana ya? Inget kelakuan lo yg ngaco mulu jadi males mau comment.
Pada intinya sih kalo menurut gue cinta itu soal keikhlasan. Bagaimana lo bisa merelakan rasa sakit karena jatuh cinta.
SukaDisukai oleh 1 orang
Idih lala knp dah. Kelakuan mana coba
SukaSuka
Cinta adalah anugerah sang pencipta
SukaDisukai oleh 1 orang
Nyanyi bang
SukaSuka
“kamu harus tahu, cinta itu tak mengenal balas. Jika kamu berani mencinta, terbalas ataupun tidak kamu tak boleh sakit hati dan kecewa.” –> cuma mau kasihtau, tak semudah tulisan ini. Karena mencintai sendirian itu nggak pernah menyenangkan.
SukaDisukai oleh 1 orang
Begitulah… So masih berani mencinta :p
SukaSuka
bahasan anda bagus… aku mau kamu masuk ke JOMBLOGER>. silahkan konfirmasi ke presiden ya pak
SukaDisukai oleh 1 orang
Ogah 😛
SukaSuka